AKU BENCI LELAKI ITU!
Karya : Novi Novianti (Vewe)
Hari pertama masuk sekolah pasti semua sekolah
ada yang namanya Masa Orientasi, kecuali SD termasuk di sekolahku. Aku
mempersiapkan diri untuk pergi kesekolah baru, tahun sekarang aku masuk sekolah
SMA tetapi buat acara MOS ini aku masih memakai pakaian putih biru, kalau
memakai pakaian putih abu aku harus nunggu kira-kira satu minggu lagi.
Entah mengapa lelaki itu datang lagi ke dalam
kehidupanku, yang sedang tenang ketika dia menjauh dan tak pernah nampak
didalam hari-hariku lagi.
“Kriiiiingg” bel berbunyi, aku dan teman yang
lain pun masuk kelas, waktu itu aku ke bagian Local 2. Disana banyak
teman-teman baru yang sekolahnya berbeda-beda, selain sekolahnya beda tentunya
karakter dan sifatnya masing-masing dari mereka berbeda.
“Selamat datang di Sekolah baru, yang pertama
yang akan kita lakukan adalah Memperkenalkan diri kalian masing-masing dimulai
dari kamu.” Seru kakak kelas yang ada didepan sambil menunjuk temanku yang ada
disamping. “Ayo kedepan.” Lanjutnya.
Rasanya malu dan takut buat kedepan, aku gak
berani untuk memperkenalkan diriku didepan semua teman-teman baruku ini.
Setelah teman yang ada disebelahku selesai memperkenalkan diri, selanjutnya
giliranku yang maju buat memperkenalkan diri. Oh Tuhan bagaimana ini... tidak
lama setelah teman sebelahku duduk kakak yang ada didepan langsung menunjukku
dan tangannya mengarah tepat ke posisi dimana aku duduk disana.
“Ayo Ryn, sekarang giliranmu, semangat ya!” ujar
Sica sahabatku.
“Maaf kak, aku di lewat aja, aku malu.” Ujarku
kepada kakak kelas itu, tetapi permintaanku itu tidak dikabulkan olehnya.
Terpaksa aku harus melangkah untuk maju kedepan, wajahku merah seperti tomat
saat itu, aku tak tau harus mengerluarkan kata apa, yang jelas perassanku
campur aduk antara bahagia, sedih, malu dan tak berani untuk mengeluarkan
seucap katapun.
“Perkenalkan nama saya Ryn, asal sekolah dari
SMPN 1 Bandung, saya tinggal di Padalarang, Bandung. Apakah ada yang
ditanyakan?” Ujarku.
Diujung seorang lelaki mengacungkan tangan dan
bertanya padaku. “Saya mau tanya, kamu masih single atau sudah ada yang punya.”
Dia sungguh tak asing lagi, ternyata dia teman SMPku, dia juga adalah lelaki
yang pernah singgah dihatiku. Hehe. Dia tersenyum melihatku sesaat setelah
pertanyaan yang ia lontaran.
Aku kaget dengan pertanyaannya, kenapa dia
menanyakan hal itu padaku, padahal sudah lama aku memutuskan bahwa aku tak mau
kenal dengan lelaki itu lagi, aku benci sama dia, karena perlakuannya kepadaku
dan memilih perempuan lain di banding aku yang selalu mengharapkannya. Tapi itu
hanyalah masa lalu yang suram, yang lalu sudah biarlah berlalu.
“Itu privasi” ujarku, dan dia tersenyum. Setelah
itu pertanyaan-pertanyaan yang lain muncul dari teman-teman yang lainnya dan
semua pertanyaan itu aku jawab semuanya sampai waktu memperkenalkan diriku selesai,
dan dilanjut dengan yang lainnya.
Setelah semua kegiatan MOS selesai, semua
peserta MOS dipersilahkan pulang. Aku merangkul tasku dan langsung bergegas
untuk pulang bersama sahabatku Sica.
“Tadi gimana perasaan kamu pas dia nanya itu ke
kamu Ryn?” tanya Sica
“Yang jelas aku malu ca, gak seharusnya dia
ngomong gitu, kamu tau kan aku tuh berusaha banget buat ngelupain dia, tapi
kenapa dia dayang lagi ke kehidupanku.” Ujarku.
“Ya gak papa kali, aku tau kok kamu masih sayang
sama dia, kenapa gak balikan aja lagi.”
“Maaf aku gak bisa, ada sedikit kata benci
diantara kata cinta, aku sakit sama dia tau gak ca.” Ujarku.
Setelah lamanya aku ngobrol sama Sica tiba-tiba
Steffan datang menghampiriku, dialah lelaki yang bikin aku sakit hati sampai
hari ini aku benci sama dia.
“Boleh dong aku minta nomer kamu, Ryn.” Ujar
Steffan. Aku manarik tangan Sica dan langsung pergi meninggalkan Steffan di
tempat, kenangan manis pahit bersamanya tak mungkin bisa dilupakan, akupun
pulang kerumah dan begitupun dengan Sica.
Setelah seminggu dari kejadian itu, tiba-tiba HP
ku bunyi, ternyata setelah aku angkat ternyata Steffan yang telepon aku. Gak tau dari siapa ia dapat nomor teleponku.
Tapi.... beberapa menit kemudian dia menyatakan cinta kepadaku. Oh Tuhan.. Hal
ini terjadi lagi, seluruh tubuhku bergetar, jantungku berdetak kencang tak
seperti biasanya, aku bingung kata-kata apa yang harus aku ucapkan untuknya,
disisi lain aku masih mengharapkannya tapi disisi lain juga aku benci sama dia.
Aku benci kebohongannya yang pernah dia lakukan terhadapku.
Pada saat itu akhirnya aku memutuskan untuk
memberi kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki kesalahan yang pernah dia
lakukan kepadaku. Niatnyaa sih cuma buat balas dendam. Tapi tak tau kenapa
hatiku menolak niat buruk itu, akhirnya perasaan itupun lebih membersar dari
yang dulu, kebaikannya, perhatiannya, senyumannya, dan rambutnya yang paling
kusuka darinya. Tak tau kenapa aku sangat suka sekali sama rambut yang mirip
Esa Sigit artis muda favoriteku itu.
Hari-haripun aku lewati bersamanya lewat sms-an,
karna libur satu minggu yang memisahkan jarak antara aku dan Steffan. Tapat
pukul 13.00 HP ku berbunyi Steffan sms aku, dia menyuruh aku pergi kerumahnya,
tapi aku tak terbiasa untuk pergi kerumahnya aku malu dan tak berani. Dia malah
marah karena aku menolak permintaannya, saat itu hal yang paling bodoh yang aku
lakukan adalah aku malah siap-siap untuk pergi kerumahnya padahal saat itu
kakiku sedang sakit, tapi karena aku tak ingin mengecewakannya akupun akhirnya
pergi kerumahnya dengan menaiki angkutan umum.
Didalam angkot aku melihat keluar, ternyata dia
sudah berdiri disana dengan memakai pakaian kemeja hitam, jeans hitam, dan
sandal hitam di tambah dia memakai topi tak seperti biasanya, akupun turun dari
angkot dan langsung menghampirinya, tapi apa yang dia katakan kepadaku.
“Kamu pulang aja, aku ada urusan.” Ucapannya
yang membuatku berdiri diam didepannya tak bisa berbicara dan bergerak seperti
patung-patung yang ada di toko. Hatiku menjerit, ingin rasanya aku menangis
tapi malu. Aku merasa tak dihargai olehnya, kejadian bodoh yang terulang lagi,
dia menyakitiku lagi. Sia-sia pengorbananku saat itu, baru juga kakiku turun
dari mobil dia sudah berbicara seperti itu, akupun pergi meninggalkannya tanpa
pamitan padanya. Dia memegang tanganku untuk membantu menyebrangkanku dan menghentikan
angkot untukku tapi aku menolaknya, aku berlari menuju angkot dan untung saja
hanya aku yang ada di dalam angkot saat itu, tak tau kenapa air mataku tak bisa
aku tahan untuk di keluarkan, akhirnya aku menangis, rasa sakit kakiku tak
terkalahkan oleh rasa sakiitnya hatiku saat itu, aku tak tau harus bagaimana
lagi aku hanyalah seorang perempuan yang selalu dia kecewakan, aku menyesal
telah melakukan hal bodoh untuk kedua kalinya. Untuk melampiaskan kesediahanku,
aku pergi kerumah Sica untuk menceritakan semua yang sudah terjadi padaku. Dia
adalah orang yang tepat untuk menemaniku dalam kesedihan saat ini.
Saat diperjalanan kakiku terasa sakit tak
seperti biasanya, sakitnya terasa di tusuk pedang yang tajam, lebih parahnya
lagi aku tak bisa jalan, akupun duduk ditengah jalan karena merasa kesakitan,
beberapa menit kemudian kakiku perlahan bisa digerakan dan Alhamdulillah aku
bisa berdiri dan berjalan meski dengan pelan-pela. Sesampainya di tempat yang
dituju aku masuk ke dalam dan Sica menyapaku. “Hai Ryn, kemana aja kamu. Aku
rindu sama kamu ayo masuk!” aku berjalan dengan kesakitan, aku langsung
menangis disana. Aku ceritakan semua kejadian tadi kepada Sica, dia ukut
menangis dan tidak terima kalau aku diperlakukan seperti itu oleh lelaki yang
sudah diberi kesempatan kedua olehku.
“Dia memang lelaki yang tak seharusnya dihargai,
kalau menurutku kamu putusin aja dia, kamu sakit seperti ini memaksakan untuk
kesana. Tapi apa balasannya buat kamu, dia nyuruh kamu pulang baru aja dateng
udah main usir aja.” Ujar Sica. Aku hanya diam dan menangis.
Ternyata itu alasan dia menyuruhku pulang, dia
lebih memilih untuk bersenang-senang bersama teman-temannya, kedua kalinya dia
lakukan itu padaku dia lebih memilih orang lain dibandingkan aku. Hatiku
bertanya kenapa dia lakukan itu padaku, mungkin salahku yang dari awalnya
terbiasa untuk tidak ingin mengecewakan orang lain tanpa memikirkan resiko
untuk diriku sendiri.
Saat itu juga, aku memutuskan untuk mengakhiri
hubunganku dengannya, kenapa aku ingin mengakhirinya karena dia telah
membodohiku sampai kedua kalinya. Aku menyesal telah memilih orang yang tidak
tepat untuk kedua kalinya. Aku menyesal terlalu sayang sama dia padahal
imbasnya dia tak benar-benar sayang sama aku, aku menyesal telah berbuat
sesuatu yang seharusnya tak aku lakukan, aku menyesal telah berniat buruk
kepada orang lain, sungguh aku sangat menyesal. Dan kebencian itupun datang
lagi, lebih dari yang sebelumnya. Aku sangat benci dia, sangat benci!! Aku
benci lelaki itu!.
0 komentar:
Posting Komentar