Siapakah Cinta yang Sesungguhnya?
Aku memang suka nulis dan ini salah satu karya pertamaku dalam pembuatan Cerpen, ini cerpen salah satu tugas bahasa Indonesiaku yang disuruh membuat Cerpen oleh Bu Reni yang cantik. Minta kritik dan sarannya ya kira-kira kurang apa cerpen yang aku buat ini.
Sebelumnya aku juga udah post 4 cerpen punya teman kelompokku, minta kritik dan sarannya juga ya kawan,, terimakasih :) :*
Siapakah Cinta yang Sesungguhnya?
Karya :
Siti Mardiana (Iandt)
Rasanya
putus bagaimana sih?
Dari
dulu ungkapan itu yang selalu aku tanyakan kepada diriku sendiri. Kata orang
pacaran hanya untuk senang-senang saja bahkan kalau putuspun bisa cari lagi
yang lain, yang disebut mantan sudah lupakan saja. Peribahasa mati satu tumbuh
seribu datang pada mereka yang anggap pacaran hanya main-main belaka.
Namun,
ada juga yang bilang putus cinta itu bikin
sakit hati. Sampai gak bisa tidur, makan gak enak, pikiran galau mikiran si dia
melulu bahkan saking sakit hatinya menangis dan melamun adalah pekerjaan
sehari-hari. Peribahasa SAKITNYA ITU DISINI.!! Datang pada orang yang
menganggap pacaran itu serius.
Apalagi
cinta pertama itu adalah hal yang paling gak bisa dilupakan. Cinta pertamaku
datang kepada kakak kelas sewaktu di SMA, usianya beda 2 tahun denganku namanya
Surya. Cinta pertama Surya juga adalah aku. Cinta pertamaku kini menjadi cinta
terakhirku.
***
Setelah
mendengar bel berbunyi tanda pulang sekolah, Aku dan kedua temanku Nisa dan
Rahayu, segera membereskan semua buku yang bergeletak di meja. Aku memang
buru-buru karena udah janjian ketemuan di taman sekolah sama Surya, buat
membicarakan kegitan bakti sosial yang akan kami laksanakan buat minggu depan,
yang diajak ketemu cuman panitia intinya saja. Aku memang dipilih menjadi wakil
dalam kegiatan ini dan Surya menjadi Ketua Pelaksananya.
Terlihat
dari jauh Surya dan 3 orang temannya yaitu Rizal, Devi dan juga Yogi sedang
duduk dibawah pohon menunggu kedatanganku dan kedua temanku.
“Maaf
kak kami telat ya, udah lama nunggunya?” kataku sembari menyalami keempat orang
kakak kelas yang sedang duduk dibawah pohon.
“Gak
papa Ana, silahkan duduk. Kita mulai aja breafingnya.” Ucap Surya sambil
mempersilahkan aku duduk disebelahnya.
Surya
dengan tenang dan lihai menjelaskan metode, teknik, dan persiapan bakti sosial
buat minggu depan.
“Okey,
semuanya udah selesai. Kalau masalah teknisnya nanti hari Kamis, kita rapat
bareng pengurus OSIS yang lainnya.”
“Baik
ya.” Kata Devi sambil membereskan semua peralatan.
“Kalau
begitu kami bertiga pamit dulu ya kak, kalau nanti ada info lagi aku kasih tau
kakak.” Ucapku sambil berpamitan kepada Surya dan ketiga temannya.
“Ehh Ana
tunggu sebentar, kakak boleh bicara sebentar sama kamu.” Ucap Surya sambil
memegang pundakku karena selangkah lagi aku akan pergi meninggalkan kerumunan
ini.
“Bicara
apa ya kak?”
“Bicara
berdua saja, terus apa kalian bisa ninggalin kami berdua disini.” Kata Surya
sambil melihat satu persatu dari mereka dengan tatapan berharap.
“Baik
kak.” Kata Rahayu
“Okey
Surya, good luck.” Ucap Rizal sambil mengedipkan matanya ke Surya.
Surya
hanya mengangguk tanda terimakasih. Mereka meninggalkan taman, tapi tanpa aku
ketahui mereka semua mengintip dibalik bangunan sekolah meskipun agak jauh.
“Ayo
duduk Ana.” Surya menyuruh aku duduk setelah merasa bahwa kehadiran orang lain
sudah tidak ada disini dan cuman ada kita berdua saja.
“Iya
kak. Kakak mau ngomong apa ya, apa masih masalah buat tempat kita kumpul. Nanti
aku usahain deh kak.” Ucapku karena
jantungku ini merasa deg-degan kok cuman aku yang disuruh duduk disini berdua
dengan Surya. Takutnya dia hanya ingin marahin aku tapi bukan didepan mereka
semua.
***
Rizal,
Devi, Yogi, Nisa, dan Rahyu ngintip dibalik bangunan sekolah. Nisa dan Rahayu
bingung apa yang sedang mereka lakukan ini. Kenapa harus sembunyi segala,
padahal tugas mereka berdua kali ini adalah menunggu sahabatnya yang sedang
ngobrol dengan Surya.
“Kak ini
ada apa sih, kok kita ngumpet-ngumpet segala?” tanya Nisa penasaran
“Iya nih
kak.” Timbal Rahayu kemudian.
“Hustt..
Kalian ini gak tau sistem politik yah.”
“Maksudnya?”
tanya Nisa lagi.
“Surya
itu dari dulu suka sama teman kalian itu, sejak MOS dia sudah naruh hati sama
Ana dan katanya Ana itu Cinta pertamanya, bahkan cinta pada pandangan pertama.”
Jawab Rizal yang lebih tahu tentang Surya.
“Iya
makanya kalian lihat aja, apa teman kalian bakal nerima Surya atau bahkan
sebaliknya. Kita berdoa aja semoga Ana juga punya perasaan sama Surya.” Timbal
Yoga.
Nisa dan
Rahayu tersenyum dengan semua penjelasan dari teman-temannya Surya yang kayanya
sudah mereka rencanakan sebelumnya.
“Oh..
Jadi begitu, ngomong dong kak dari tadi kan kami bingung.” Kata Rahayu sambil ketawa.
Posisi
mereka seperti tangga, Rizal diposisi bawah, diatas kepala Rizal ada Yogi, dan
diatas kepala Yogi ada Devi, diatas kepala Devi ada Nisa dan diatas kepala Nisa
ada Rahayu.
***
“Bukan
itu Ana,, tapi kakak....” kata Surya tak meneruskan perkataannya.
“Tapi
apa kak?”
Surya
menarik nafas panjang, dan meneruskan penjelasannya. Ini seperti halnya dia
kalau mau pidato panjang, sebelum pidato dia pasti menarik nafas panjang
seperti itu.
“Sebenarnya,
kakak ini.... Sayang sama kamu Ana.!”
Aku
hanya diam membisu tanpa berkata apa-apa mendengar pengakuan Surya, aku senang
mendengarnya karena sebenarnya aku juga menyimpan hati kepadanya akhir-akhir
ini. Tanpa menunggu respon dari aku dia melanjutkan ungkapan hatinya.
“Semenjak
kita pertama kali bertemu, Aku merasa sudah jatuh cinta sama kamu. Selebihnya
lagi aku gak tau kenapa dari sekian banyak cewek yang melintas di hadapanku
hanya kamu yang masuk dihatiku. Jujur aku disini baru pertama menyatakan cinta
ke cewek. Sebelumnya aku belum pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan
aku meyakinkan diriku sendiri bahwa ini bukan jatuh cinta tapi hanya sekedar
rasa kagum. Tapi lama kelamaan perasaan ini gak bisa terkontrol, pikiranku ini
hanya memikirkan kamu padahal aku sendiri tidak menyuruh otak ini buat mikirin
kamu. Jadii....!!!”
Dia
menatap aku dan melintir-lintir kertas yang dipegangnya.
“Jadi
apa kamu mau jadi pacar ku?”
“Hah..!!!”
Aku benar-benar kaget mendengar pengakuan dari Surya ini. Tapi tak bisa
dibohongi juga kalau aku juga mulai suka sama dia. “Ehh.. Gimana ya kak, aku
bingung.” Ucapku sambil melontarkan senyum sedikit memaksa dan sedikit
menandakan rasa bingungku.
“Gak
papah kok kalau kamu gak mau juga. Aku hanya ingin ngungkapin aja ke kamu,
soalnya aku udah gak kuat buat mendam semua perasaan ini.”
“Ehh..
Bukannya gitu kak. Aku.... “ Aku salah tingkah sekarang dan bahkan aku bingung
bagaimana cara nerimanya. Surya hanya menatap aku berharap ada kata-kata lagi
yang aku lontarkan yang sekiranya membuat dia tau bagaimana perasaanku terhadapnya.
“Akuu....
Aku mau jadi pacar kakak.”
Serentak
teman-teman yang lain keluar dan bersorak dihari yang bahagia ini. Semuanya
memberikan selamat atas keberhasilan Surya menyatakan cinta ke aku. Dan
sekarang kita udah resmi jadian.
***
Sudah 1 tahun ini, aku dan Surya
menjalin hubungan, dan selama itu pula banyak kenangan yang telah diukir oleh
kita bedua. Kita sering jalan bareng, nonton bareng, dinner dan semuanya kita
lakukan bersama.
Awalnya nama Surya tak pernah ada
dalam catatan harianku, asal-usulnya juga tak pernah hadir dihidupku tapi kenapa sekarang dia ada didalam
kehidupanku. Sekarang wajahnya selalu terlukis didalam hati dan pikiranku,
suara lembutnya terekam didalam pita batinku.
Tak enak rasanya kalau sayur tak
dicampur dengan garam yang asin, hambar rasanya kalau sayur tanpa mecin yang
selalu membuat orang bersin kalau didekatkan ke dihidung. Begitulah cinta, kalau hanya datar didalam
kebahagiaan hambar rasanya. Memang benar kata orang setiap hubungan pasti ada
saja masalah.
“Kakak ini gimana sih, masa gak ada
waktu buat aku. Aku juga butuh kakak, kenapa kakak sekarang kurang perhatian
sama aku. Apa kakak punya cewek lain hah.!! Kalau kakak emang udah bosan sama
aku ya udah gak papah bilang aja jangan sampai kakak selingkuh okey.”
“Siapa yang selingkuh sih kakak kan
sibuk.... Halo.. Haloo..”
“Sialan kenapa lagi sih Ana ini, mudah banget buat marah sekarang
ini, dia gak ngerti banget sekarang posisiku serba bingung. Kuliah, pacar,
keluarga, semuanya buat aku bingung.” Pikir
Surya sambil memegang HP yang baru saja dimatiin sama Ana.
Aku hanya bisa menangis melihat
perubahan Surya yang selalu sibuk dengan kegiatannya sendiri, tanpa mikir apa
yang aku rasakan sekarang udah hampir satu bulan kita gak ketemu bahkan
ditelepon juga harus aku yang duluan, SMS juga jarang dibales, kenapa sekarang
dia berubah. Aku udah gak tau harus bagaimana lagi.
***
Sehabis makan malam, aku langsung
pergi ke kamar buat ngerjain tugas. Seperti biasa, sebelum ngerjain sesuatu aku
selalu megang HP duluan buat dengerin musik yang intinya sih buat refresh otak. “Wiiinnggg....” suara Angry Bird
mengagetkan aku, tandanya ada SMS masuk ke HP.
“Dari kak Surya.” Aku langsung
membuka pesan masuk dari Surya.
“Ana maafin kakak, akhir-akhir ini
kakak emang sering sibuk dengan kegiatan kakak. Bahkan kakak sudah jarang
merhatiin kamu lagi. Posisi kakak sekarang benar-benar serba salah Ana, kakak
sekarang banyak tugas kuliah, keluarga kakak juga dalam masalah ekonomi, dan
sekarang kamu sering menuntut lebih yang membuat kakak serba bingung. Kakak
ambil keputusan ini memang berat, karena selama ini kamu yang telah buat hidup
kakak sungguh istemewa, kamu yang mengajarkan kakak arti cinta itu bagaimana,
memberikan rasa sayang kepada kakak setiap saaat. Kakak sungguh bahagia selama bersama kamu
Ana, tapi kakak gak mau egois. Kakak ingin kebahagiaan kamu, kakak ngerasa udah
gak pantas lagi bersanding dengan kamu Ana, kamu masih butuh perhatian yang
lebih. Sedangkan kakak udah gak bisa ngasih kamu perhatian yang lebih seperti dulu.
Sekali lagi kakak minta maaf, mungkin kita harus mengakhiri hubungan kita
sekarang. Lebih baik kita putus Ana. Terima kasih atas segalanya Ana.”
“Apa putus?” pekikku. Ya Tuhan
kenapa jantung ini rasanya sesek banget, air mata menetes tanpa kusadari.
Kenapa dia putusin aku rasanya gak mungkin, tapi ini nyata. Lamanya aku
berfikir akhirnya aku memutuskan menyutujui untuk mengakhiri hubunganku dengan
Surya, aku gak mau kaya cewek-cewek yang merengek hanya untuk mempertahankan
hubungan yang tak pasti seperti ini. Meskipun hati ini berat putus dengannya.
“Baiklah kalau itu memang keputusan
kakak, aku minta maaf selama ini aku gak bisa mengerti posisi kakak. Aku juga
egois menuntut terus sama kakak. Semoga kakak juga mendapatkan wanita yang
lebih baik dan bisa mengerti kakak.”
Malam ini, bukannya fokus buat
ngerjain tugas malah terlalang memikirkan kepergian Surya di hatiku. Hujan
disekitar pipi tak pernah selesai sampai akhirnya aku tertidur.
***
“Gimana sekarang kamu udah ada
pengganti Surya gak na?” tanya Rahayu ketika aku sedang makan bakso di kantin.
Aku terdiam mendengar pertanyaan
yang dilontarkan Rahayu, aku hanya diam melihat mangkok bakso yang sedang aku
nikmati itu, rasanya selera makanpun hilang saat mendengar nama Surya
diucapkan.
“Maaf Ana, bukan maksudku...” lanjut
Rahayu
“Gak papah yu, sekarang aku sedang
dekat sama Yudi.”
“Siapa tuh Yudi?”
“Dia adalah orang yang bisa buat aku
move on.”
Aku menceritakan kepada kedua
temanku tentang Yudi, aku bertemu dengannya waktu ada acara Seminar di
sekolahnya yang kebetulan waktu itu dia nabrak aku, sebagai permohonan maafnya
dia ngajak makan siang bareng dan dari situlah aku dan dia mulai dekat.
“Udah lama kita kenal tapi dia belum
juga nembak-nembak aku, kalian tau gak? Perhatiannya itu wishh mantep banget,
dia benar-benar sosok laki-laki yang sempurna bahkan lebih baik dari Surya,
meskipun kita jarang ketemu tapi perhatiannya itu buat aku mulai suka dan
sayang sama dia.”
Aku begitu bahagia dengan kehadiran
Yudi dikehidupanku, dan bahkan sejenak aku tidak inget dengan kegundahan hatiku
yang selalu berharap Surya datang lagi dikehidupanku.
Sudah
hampir setengah tahun kita kenal, tapi gelagat dia nembak gak pernah kelihatan.
Bahkan kalau ketemu juga jarang ngobrolnya, jadi dia perhatian cuman lewat HP.
***
Aku
begitu penasaran dengan perasaanya selama ini terhadapku, aku merasa kami
seperti pacaran namun dalam status yang tak tentu. Aku begitu penasaran apa
yang sebenarnya dia rasakan terhadapku.
Hari ini
aku lagi smsan sama dua orang cowok. Yang pertama sama Ahsan, dia ini sudah aku
anggap sebagai kakakku sendiri, karena dia begitu perhatian kepadaku. Tapi aku
hanya menganggap dia hanya sekedar teman dekat bukan sebagai lelaki yang
special dihatiku seperti Yudi. Tentunya yang satu lagi aku smsan sama Yudi
seseorang yang special.
Kali ini
aku lagi iseng, kirim kata-kata sama semua orang, yang intinya tentang
penilaian dan tanggapan mereka terhadapku. Salah satunya sama Ahsan dan juga
Yudi.
Dari Kak
Ahsan :
Seberapa kenal kamu dengan yang namanya Ana. Isi dalam kurungmya
dengan jujur dan aku tunggu balesannya.
Hai namaku (Ahsan), aku adalah (teman) nya Ana.
Aku udah kenal sama Ana udah (cukup lama)
Aku suka kalau Ana lagi (Senyum)
Yang aku gak suka sama Ana itu ( Tidak ada)
Hal yang paling berkesan dengan Ana adalah (facenya)
Aku pengen Ana jadi (Pacar kuJ )
Pesan ku buat Ana adalah (Jangan berhenti tersenyum)
Yang aku inginkan dari Ana adalah (hatinya)
Jika aku kangen sama Ana aku suka (lihat fotonya)
Dan aku sangat (Suka Kamu)
“Apa?”
setelah membaca balesan dari Ahsan aku benar-benar kaget.
Dari Kak
Yudi J
Seberapa kenal kamu dengan yang namanya Ana. Isi dalam kurungmya
dengan jujur dan aku tunggu balesannya.
Hai namaku (Yudi), aku adalah (teman) nya Ana.
Aku udah kenal sama Ana udah (kurang lebih 6 bulan)
Aku suka kalau Ana lagi (Becanda sama aku)
Yang aku gak suka sama Ana itu ( Tidak ada)
Hal yang paling berkesan dengan Ana adalah (tingkah lakunya yang
lucu yang buat aku kangen)
Aku pengen Ana jadi (Sahabat sekaligus Adik yang terbaik )
Pesan ku buat Ana adalah (Jangan lupa beribadah dan solat 5 waktu)
Yang aku inginkan dari Ana adalah (senyumannya)
Jika aku kangen sama Ana aku suka (membayangkannya)
Dan aku sangat (Suka melihat senyumannya)
“Apa..
kenapa kok malah dia bukannya.... Ihh.. Kok gitu sih?” Aku bingung kenapa
kata-kata yang aku harapkan malah timbul dari Ahsan, lelaki yang sudah aku
anggap sebagai kakakku sendiri.
Kepada
kak Ahsan : “Kenapa kakak bisa suka sama aku?”
Kepada
kak Yudi J : “Oh.. jadi kakak anggap aku ini cuman sebagai
adik kakak?”
Dari kak
Ahsan : “Kakak udah suka sama kamu
udah lama, tapi baru sekarang kakak berani ungkapinnya lewat sms kamu tadi.”
Dari kak
Yudi J : “Iya, kamu itu lucu banget jadinya buat
kakak selalu kangen sama kamu dan pingin banget buat cubit pipi kamu.”
Kepada
kak Yudi J : “Kirain hubungan kita selama ini lebih dari
yang dikatakan adik atau bahkan teman,
apa kakak gak punya perasaan sama sekali ke aku?.”
Aku
hanya fokus kepada Yudi sekarang, aku masih bingung harus jawab apa kepada
Ahsan, karena yang aku inginkan hanyalah Yudi.
Dari kak
Yudi J : “Emang Ana maunya apa?”
Kepada
kak Yudi J : “Aku kira kakak suka sama aku cinta sama aku
dan sayang sama aku, tapi ternyata perkiraanku salah. Aku memang salah berharap
seperti itu kepada kakak.”
Dari kak
Ahsan : “ Ana kenapa kamu gak bales.”
Kepada
kak Ahsan : “Maaf kak aku bingung.”
Dari kak
Ahsan : “ Bingung kenapa, kamu udah punya pacar ya?”
Aku
bingung dengan kepastian dari Yudi, sebenarnya perasaannya gimana sih ke aku.
Jika dia suka sama aku, aku akan bilang ke Ahsan kalau aku udah punya pacar,
tapi jika tidak lebih baik aku terima dia dan mencoba untuk menyayanginya.
Dari kak
Yudi J : “Kamu
suka sama kakak, maaf kakak gak nyadar selama ini dan kakak anggap kamu adik
kakak saja...”
Melihat
pesan terakhir dari Yudi aku sadar kalau aku hanya dipermainkan saja, dan dia
bukan yang terbaik yang bisa aku miliki, kecewa sekali melihat kenyataan kalau
aku hanya di kasih harapan palsu.
Kepada
kak Ahsan : “Kakak benar-benar mau jadi pacar aku?”
Dari kak
Ahsan : “Iya Ana kakak ingin sekali menjadi pacar kamu.”
Kepada
kak Ahsan : “Iya kak aku mau jadi pacar kakak J hehe.”
Hari
ini, aku gak tau apa ini kebahagiaan atau malah kesedihan yang kuterima.
Rasanya aku ingin buah mangga yang manis tapi malah biji yang kudapat. Tapi
mulai sekarang aku harus mencoba menerima seorang lelaki yang sekarang sudah
sah menjadi kekasih hatiku.
***
Teman-temanku begitu kaget mendengar
siapa yang menjadi pacarku sekarang, mendengar ceritaku Nisa dan Rahayu begitu
sedih. Dia tau apa yang aku inginkan sebenarnya, orang yang telah aku
tunggu-tunggu dan bahkan menjadi impian pangeranku itu hanya memberikan
perhatian yang palsu, serta harapan-harapan palsu yang bulsit.
Ahsan memang sosok lelaki yang
sangat baik, perhatian, bertanggung jawab, romantis dan bahkan dia selalu tau
apa yang aku butuhkan, dia sering ngajak aku jalan malah dia lebih perhatian
dari yang namanya Surya dan Yudi, tapi mengapa dibalik kebaikannya itu hatiku
belum luluh dibuatnya, mungkin ini masih awal dari hubungan kita berdua. Suatu
saat nanti semoga aku bisa mencintai dan menyayanginya sepenuh hati.
Tak selang beberapa lama hubungan
dengan Ahsan, Yudi menyatakan cinta dan mengakui kalau dia juga mencintaiku.
Dia juga minta maaf telat menyadari perasaannya itu. Tapi tak bisa dipungkiri
kalau hati ini masih ada rasa sama dia, namun kejadian waktu itu membuatku
tersadar kalau dia bukan lelaki yang baik. Dia pasti memberikan harapan-harapan
kepada wanita yang lain juga. Tapi sayang kalaupun aku masih mencintainya aku
gak bisa menerima cintanya karena prinsipku untuk setia memang kental di
hidupku, aku juga udah mulai melupakan perasaanku sama dia, sekarang yang aku
pikirkan adalah Ahsan yang aku sayangi dan menyayangiku.
“Mentari dan dinginnya pagi seraya membangunkan
ku dari mimpi tentangmu, lembutnya embun pagi mengingatkanku pada indahnya
wajahmu, hangatnya mentari pagi meyakinkanku akan dirimu dan hangatnya cintamu
yang membuatku nyaman didekatmu. Good Morning sayang. I Love You :*”
Setiap pagi Ahsan selalu mengirimkan
kata-kata cinta yang menyentuh hati, setiap malam juga tak kalah romantisnya,
dia memang lelaki yang bisa memanjakan aku setiap aku butuh dia bahkan tanpa
disuruhpun dia selalu bisa datang kapanpun aku mau. Beda dengan Surya ataupun
Yudi.
***
Hubungan jarak jauh memang belum
pernah aku rasakan, tapi sekarang akan merasakan apa itu yang namanya hubungan
jarak jauh. Ahsan pindah kuliah ke luar kota tepatnya di Jakarta, jarak antara
kota Bandung dan Jakarta memang cukup dekat bila ditempuh dengan bus. Tapi
apakah aku sanggup hubungan seperti ini, kita lihat saja nanti sampai kemana
aku sanggup menjalankannya dengan Ahsan.
Ternyata, aku gak bisa berhubungan
jarak jauh seperti ini, aku selalu iri dengan teman-teman yang lain yang selalu
ketemu sama pacarnya, sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan
ini dan mencari pacar yang jaraknya masih cukup dekat dengan tempat tinggalku.
Rasanya memang sangat egois, tapi aku juga sudah tidak tahan lagi. Rasa takutku
kalau-kalau nanti dia mengkhianatiku selalu ada dipikiranku, memang dia masih
tetap memberikan perhatiannya kepadaku, bahkan sangat tak mungkin kalau dia
tega mengkhianatiku. Tapi untuk sekarang aku menyerah untuk mempertahankan
hubungan ini.
Ahsan terus meneleponku, karena mendapatkan sms yang isinya aku minta
putus sama Ahsan. Aku gak angkat teleponnya sebab aku takut akan keputusanku
itu membuatnya sedih, sedangkan aku gak mau mendengar kata-kata sedihnya.
“Tolong angkat teleponku Ana.”
Kali ini aku angkat teleponnya. Terdengar
suara tangisan Ahsan membuka percakapan ini. Dan setelah ngobrol panjang
akhirnya dia bisa menerima alasanku kenapa aku memutuskan untuk mengakhiri
hubungan ini dan dia mengerti. Kami sepakat untuk tidak bermusuhan, dan selalu
berkomunikasi meskipun status kami bukan pacaran seperti dulu lagi.
Aku masih bisa berkomunikasi dengan
Ahsan, tapi tidak dengan Surya dan juga
Yudi. Aku terlalu tersakiti oleh mereka, rasa kecewa dan benci terhadap mereka
takkan pernah lepas dari hati ini. Namun,
aku ingat dengan kata-kata kalau Tuhan saja maha pemaaf masa aku sebagai
makhluk ciptaannya tak mau memaafkan kesalahan orang lain.
Berita putusnya aku dengan Ahsan
memang sudah menyebar dan sampai ketelinga Surya dan Yudi. Entah sengaja atau
tidak sengaja, akhir-akhir ini aku sering ketemu sama Surya. Aku sempat
berfikir apakah seringnya aku ketemu sama dia itu karena faktor dari
kesengajaan Surya sendiri.
Dan ternyata perkiraanku memang
benar, seminggu setelah aku putus dengan Ahsan. Surya menyatakan cintanya lagi
kepadaku.
“Sebelumnya aku minta maaf dulu
pernah buat kamu sakit hati, aku masih punya perasaan sama kamu Ana, aku
benar-benar gak bisa lupain kamu, aku hanya punya perasaan sama kamu saja. Kamu
berhak marah ke aku, tapi yang harus kamu tahu bahwa aku masih mencintai kamu
Ana. Apakah masih ada ruang buat kakak dihati kamu Ana?.”
“Entahlah kak, aku gak tau mau jawab
apa.”
“Kakak benar-benar gak bisa lupain
kamu Ana, kakak benar-benar gak bisa mencari pengganti kamu, kakak benar-benar
bakalan berubah buat kamu.”
“Aku pikir-pikir dulu aja.”
“Baiklah kalau kalau mau pikir-pikir
lagi kakak tunggu jawabannya besok. Kita ketemuan di cafe biasa.”
Sejujurnya aku senang dengan
pengakuan Surya, kalau dia gak bisa mencari penggantiku, bahkan gak bisa
melupakan aku. Kayanya aku juga masih mendam perasaan ke dia, buktinya hatiku
ini kok merasa ada bunga yang harumnya sampai ke wajah, senyumanku masih
merekah, sms nya terus menerus kubaca padahal aku sudah hapal betul dengan isi
sms itu.
***
Aku siap-siap buat ke cafe tempat
biasa aku dan Surya ketemuan waktu pacaran dulu, aku merias diri semenarik
mungkin agar Surya melihat wanita seperti apa yang telah disia-sia kan seperti
aku ini.
Surya sudah menunggu dengan
penampilan yang tak kalah menariknya, dia berpenampilan sangat rapih memakai
jas, baunya harum dan dia memegang sepuncuk bunga yang akan diberikan kepadaku.
Setelah melihat kedatanganku, Surya berdiri dan mempersilahkan aku duduk lalu
memberikan bunga mawar merah harum itu kepadaku.
“Makasih” ucapku.
Masing-masing dari kami tak banyak
bicara, hanya basa-basi saja yang keluar dari mulut Surya demikian juga aku.
Sampai Surya bicara langsung pokok pikiran dari pertemuan kita disini.
“Ana, bagaimana jawabanmu. Apa kamu
mau kembali lagi bersamaku?”
Aku masih diam membisu tak menjawab
pertanyaan yang dilontarkan Surya.
“Aku minta maaf dengan kebodohan
yang aku lakukan kemarin, memutuskan wanita yang sangat berharga dihidupku
adalah kesalahan besar selama ini. Aku benar-benar ingin mulai dari awal.”
“Tak perlu ada yang disesalkan
mungkin ini semua juga takdir dari Tuhan. Semalam dipikir-pikir, aku juga
merasa masih ada ruang dihati aku buat satu orang lelaki yang dulu pernah
mampir di hati ini.”
“Maksudmu? kamu nerima aku lagi.?”
Aku mengangguk pertanyaan yang dilontarkan Surya. Dia tersenyum lebar dan
benar-benar gak bisa diam. “Makasih banyak Ana kamu udah percaya lagi sama
kakak. Kakak akan berusaha selalu membahagiakan kamu.”
Aku bahagia melihat senyuman merekah
yang kulihat diwajah polos Surya. Lika liku yang sudah lama aku lalui dan
akhirnya mentok lagi dengan seorang lelaki yang bernama Surya, hubungan kami
berlanjut sampai dia lulus kuliah dan akhirnya bekerja, sedangkan aku kuliah
jurusan akuntansi di salah satu perguruan tinggi yang ada di Bandung, orang tua
kita masing-masing sudah tau dengan hubungan kami, bahkan kami telah
bertunangan dihadapan kedua orang tua kami masing-masing. Terkadang break
sebentar dalam hubungan bisa membuat kita lebih tenang dan lebih bisa belajar
dari pengalaman, kami berdua sekarang jadi tidak gegabah mengambil keputusan
kalau ada masalah. Kita selalu dapat mencari solusi dari semua masalah yang
kita lalui dengan hati yang tenang dan ucapan yang menyentuh di hati.
3 tahun kemudian...
Undangan pernikahan telah tersebar,
dekorasi ruangan telah selesai, akad nikah besok akan terlaksana, tak terasa
hubungan selama 7 tahun lamanya dengan Surya, dengan mambawa pengalaman yang
beranekaragam banyaknya. Akhirnya kami bedua besok melangsungkan pernikahan.
“Anakku ini sekarang sudah besar
yah, besok kamu sudah dipinang oleh nak Surya. Ibu mendoakan semoga kamu bisa
membina rumah tangga dengan baik yah, menjadi keluarga yang sakinah, mawadah
dan warahmah.” Kata Ibu sambil memelukku, tangisan kami berdua mengheningkan
suasana sesaat.
“Mempelai pengantin pria sudah
datang...” Teriak salah satu keluargaku yang sedang menunggu kedatangan calon
penganti pria nya.
“Ana calon suamimu sudah datang.”
Kata Ibu memberitahu aku.
“Ana deg-degan bu.” Ucapku sambil
memeganga dada yang jantungnya serasa tak bisa dikontrol.
“Kamu rileks saja, sebentar lagi
kamu bakalan ketemu sama nak Surya. Dan sebentar lagi juga kamu akan sah
menjadi suami dari nak Surya.”
“Iya bu.”
Aku
menarik nafas panjang, dan Ibu membawaku keluar untuk bertemu dengan calon
suamiku. Terlihat dia begitu ganteng dan rapih memakai kemeja hitam khas
seorang calon pengantin pria, memakai dasi dan peci. Terlihat juga ada
teman-temanku yang satu perjuangan apalagi Nisa dan Rahayu, ada juga
teman-teman SMA dan teman-teman satu kuliah, selain teman-temanku ada juga
teman-teman Surya yang sebagian aku kenal. Dan Ahsan juga hadir dipernikahanku
dengan Surya, dia mambawa istri dan satu anaknya.
“Kamu
begitu cantik sayang.” Ucap Surya kepadaku, aku hanya tersenyum malu mendengar
pujian yang diberikan Surya kepadaku.
“Sah....!!!”
akad nikahpun selesai aku dan Surya sudah resmi menjadi suami istri. Aku
mencium lengan suamiku sebagai tanda aku siap mengabdi sebagai seorang istri
yang solehah, dan suamiku mencium keningku sebagai tanda kalau dia siap untuk
membinaku untuk menjadi istri yang solihah dengan kasih sayang dan perhatian
yang akan diberikannya.
`~~~~
TAMAT ~~~~`
0 komentar:
Posting Komentar